MENGENANG MASA LALU #3: INSADHA 2015
Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian hari ini? Masih sehat semua, ‘kan? Namun, bagi teman-teman yang sedang tidak enak badan semoga lekas sembuh dan bisa berkegiatan kembali. Hari ini saya akan membagikan kisah masa lalu yang jauh lebih heboh dari sebelumnya. Masih penasaran?
Satu… Dua… Tiga…
Baik. Hari ini saya akan melanjutkan kisah saya tentang pengalamanku saat mengikuti INSADHA 2015. Perlu diketahui bahwa acara INSADHA 2015 dilaksanakan selama dua hari berturut-turut di Kampus 3 Paingan USD. Karena saya mengikuti yang gelombang kedua, maka saya menghadiri acara tersebut pada hari Selasa dan Rabu, tepatnya tanggal 11 dan 12 Agustus 2015 silam. Untuk acara INSADHA 2015, seluruh peserta mengenakan baju bebas rapi berkerah dengan celana jeans. Wow! Asyik banget, ‘kan?
Pada hari pertama, saya hadir dengan mengenakan baju kotak merah jambu dengan bawahan celana jeans. Kebetulan saya berangkat ke Kampus 3 Paingan bersama teman kostku, Tini dengan jalan kaki. Setibanya di lokasi, kami langsung menghampiri teman-teman yang tengah membawa callcard yang akan kami kenakan. Callcard yang kami punya berbentuk dasi kupu merah jambu yang telah dipasang dengan tali rafia untuk dikalungkan. Tak lama kemudian, kami langsung bergegas memasuki tenda INSADHA 2015 yang ternyata halamannya berdebu. Namun untungnya saya sudah membawa selembar kantong sampah untuk digunakan sebagai alas duduk. Selain itu, saya juga telah membawa botol AQUA sebagai bekal selama ospek berlangsung.
Ketika acara dimulai, para dampok hadir dengan mengenakan seragam khusus berwarna hijau tosca-hitam. Mereka pun hadir dengan membawa nomor kelompok masing-masing. Tidak ketinggalan pula Koko Jo dan Cici Zita hadir dengan penampilan yang sangat meriah. Hihihihi….. Pokoknya adem kalau enak dilihat. Terus, si Bisma Cs turut hadir dengan pakaian ala anak pantai. Ya ampun… Ini mau membawakan acara atau mau jalan-jalan ke pantai sih? Hihihihi…. Nah, acara INSADHA 2015 di hari pertama diawali dengan berdoa. Lalu, dilanjutkan dengan mengikrarkan janji sebagai peserta dan panitia INSADHA 2015. Kayak pemberkatan nikah aja. Hahahaha….. Setelah itu, kami mulai menyanyikan lagu “Hymne Sanata Dharma” dengan hikmat. Masih mau lanjut teman-teman? Lanjut ya?
Usai mengikrarkan janji suci, hadirlah si Cerdisk dengan mendatangkan FX. Hadi Rudyatmo, Walikota Surakarta sebagai bintang tamu. Dengan rasa penasaran, kami mulai menyimak kisah yang dituturkan oleh beliau. Sebagai walikota, beliau tidak sekadar memimpin wilayahnya, tetapi juga melayani masyarakat dengan penuh cinta kasih. Artinya, mau tidak mau harus siap menjadi pelayan yang setia bagi masyarakat bagaimanapun keadaannya. Nah, ketika sesi pertama berakhir, kami pun diarahkan ke ruang kelas pada saat sesi istirahat.
Setibanya di ruang kelas, kami mulai berdiskusi tentang cerita beliau tadi sembari menikmati makan siang. Habis itu, saya langsung menghampiri Koko Jo untuk memesan baju khusus acara INAUGURASI nanti. Lalu, saya juga mengambil hasil tugas kemarin untuk dipresentasikan. Dengan malu-malu kucing, saya mulai mempresentasikan hasil karyaku kepada teman-teman. Padahal, hasil karyaku tidak sebagus dengan yang lain. Mengapa demikian? Karena saya mengambil gambar itu dari google lalu saya beri tanda silang sendiri dan ditambah dengan kalimat tegas untuk melawan korupsi. Seperti itu sih. Lalu, Koko Jo memberikan beberapa pilihan sebagai bentuk apresiasi. Saya pun meminta tepuk tangan lima kali dari teman-teman dan mereka langsung melakukannya untukku. Hihihihi…. Malu ah malu…. Kemudian, dilanjutkan oleh teman-teman lain untuk presentasi. Setelah itu, kami akhirnya bermain lagi seperti biasa. Kalau nggak salah main ayam-ayaman sih. Setelah bermain, kami berdiskusi terkait tugas yang akan dikerjakan besok.
Ketika sesi istirahat berakhir, kami kembali ke tenda ospek untuk menyaksikan drama lucu dari Siesen. Dalam pertunjukkannya, mereka tampil sebagai binatang yang bisa bicara. Intinya drama itu menceritakan tentang suasana di kebun binatang. Ada aneka hewan yang ditampilkan dalam drama itu mulai dari monyet syariah, Kung Fu Panda, hingga ayam kampus. Usai menonton drama, kami akhirnya menyaksikan penampilan dari panitia INSADHA mulai dari Divisi Cerdisk, Divisi Medis, hingga Divisi Dampok.
Keesokan harinya, tepat pada hari kedua INSADHA, saya kembali datang dengan mengenakan baju bermotif bunga dengan bawahan jeans seperti biasa. Untuk hari kedua, suasananya terlihat sedikit berbeda dari biasanya. Seluruh anggota panitia, termasuk dampok turut hadir dengan mengenakan seragam khusus berwarna merah. Sedangkan Bisma Cs hadir dengan mengenakan pakaian adat sesuai dengan suku mereka. Ketika acara dimulai, kami mengikuti aba-aba dari panitia untuk menyaksikan drama yang terkesan menyedihkan tentang pemberontakan terkait dugaan berdirinya pabrik ham babi. Hi….. Seram!! Kami pun menyaksikan drama itu dengan tenang untuk menikmati isi ceritanya.
Dokumen pribadi:Saat mengerjakan tugas kelompok di INSADHA 2015 hari kedua/Yogyakarta, 12 Agustus 2015
Usai menonton drama sedih, kami pun berpindah ke ruang kelas untuk beristirahat. Namun, karena kami terlanjur galau akibat menonton drama tadi, Koko Jo dan Cici Zita justru tidak mau tinggal diam. Mereka pun mengajak kami untuk bermain tepuk bit. Setelah bermain, kami mulai mengerjakan tugas dengan membawa peralatan yang telah kami bawa untuk menggambar poster. Padahal, dalam satu kelompok jumlahnya lebih dari lima orang dan pasti tidak mungkin kebagian untuk mengerjakan tugas. Akhirnya, saya terpaksa mewarnai jari-jariku untuk ditempelkan di kertas poster. Malu ah malu….
Usai mengerjakan tugas, kami akhirnya bisa kembali ke tenda ospek untuk makan siang. Sembari makan siang, kami menyaksikan beberapa peserta INSADHA yang kebetulan ingin menyanyi bersama Siesen. Bahkan, kami juga menyaksikan tayangan film pendek yang menampilkan perjalanan kami selama mengikuti INSADHA. Setelah acara selesai, kami justru belum dibolehkan pulang, melainkan harus berkumpul dengan anggota kelompok yang sama dari gelombang pertama. Dalam pertemuan itu, kami berdiskusi tentang persiapan untuk acara INAUGURASI INSADHA 2015. Sebagian dari mereka ditugaskan sebagai penari Bali. Ada pula yang ditugaskan sebagai penari Jawa dan NTT. Sedangkan sisanya, termasuk saya ditugaskan sebagai pengibar bendera. Agak bingung juga sih. Namun untuk instruksi dan lain-lain akan dibahas pada hari berikutnya. Usai berdiskusi, kami akhirnya pulang dengan tenang.
Demikian kisah masa lalu yang sebenarnya sudah basi. Meskipun demikian, namun masih terdapat rasa manis yang seharusnya dikenang hingga akhir hayat. Saya mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa di kisahku berikutnya.
***
Komentar
Posting Komentar