CERPEN MALAM SUCI
Guardian Angel (Cinta Laura)
akhirnya ku temukan
you're my guardian angel
ku mohon selamanya
seindah ini
you're my guardian angel
ku mohon selamanya
seindah ini
akhirnya ku miliki
you're my guardian angel
terjawab segalanya
kau yang ku nanti
baby i love you
you're my guardian angel
terjawab segalanya
kau yang ku nanti
baby i love you
MALAM SUCI
oleh Radixa Meta Utami
Wisnu adalah siswa kelas 12 IPS yang bersekolah di SMAN 4 Denpasar. Ia memiliki
seorang kekasih yang bernama Dewa Ayu Putu Laksmi yang biasanya disapa Laksmi
merupakan siswi kelas 12 IPA di sekolah yang sama. Namun, saat itu mereka masih
berstatus sebagai teman karena mereka masih bersekolah. Suatu hari, Wisnu biasanya
berangkat ke sekolah dengan jalan kaki bersama Laksmi. Ketika Wisnu melewati rumah
Laksmi, ia berhenti di posisi depan rumahnya. Lalu, ia mulai menyapa sambil
mengetuk pintunya hingga Laksmi muncul dari pintu gerbang.
“Om Swastyastu, gek! Masih ingat namaku?”, sapa Wisnu.
“Om Awighnamastu Namo Siddham, bli! Kamu Anak Agung Wayan Wisnu, kan?”,
sahut Laksmi yang terkejut melihat Wisnu setelah membuka pintu gerbangnya.
“Kok tahu?”, tanya Wisnu.
“Aku tahu namamu bukan hanya karena kamu teman sekolahku, tetapi karena kamu
juga adalah tetanggaku sejak dulu.”, jawab Laksmi.
“Pantas saja kamu hafal namaku dari dulu. Kamu tidak pernah lupa soal nama teman
apalagi namamu sendiri. Kalau boleh tahu, bagaimana kabarmu hari ini?”, ujar Wisnu
sambil menanyakan kabarnya.
“Aku baik-baik saja, bli. Kalau kamu?”, jawab Laksmi sambil bertanya balik kepada
Wisnu.
“Baik juga, gek. Oh ya. Hari ini masih pagi. Bagaimana kalau kita bicara sambil jalan
kaki menuju sekolah?”, jawab Wisnu sambil bertanya kembali kepada Laksmi.
“Tentu saja, bli. Sebelumnya, aku minta izin ke orangtuaku terlebih dahulu. Setelah itu,
kita langsung berangkat ke sekolah.”, jawab Laksmi sambil tersenyum.
Usai meminta izin kepada orangtuanya, Laksmi dan Wisnu langsung berangkat ke
sekolah dengan jalan kaki. Selama perjalanan, mereka biasanya sambil membicarakan
tentang sekolah maupun pribadi mereka masing-masing. Mereka tampak semangat karena matahari pagi masih terasa dingin karena udara pagi
yang masih segar. Sesampainya di sekolah, mereka menuju ruang kelasnya masing-masing.
“Gek, aku boleh ngomong sesuatu, tidak?”, tanya Wisnu
“Boleh, bli. Mau ngomong apa?”, jawab Laksmi.
“Begini, tanggal 15 Desember nanti aku mau mengajakmu ke GWK untuk menikmati
indahnya malam. Maukah kau bersamaku?”, tanya Wisnu.
“Oh senang sekali! Kebetulan di tanggal dan di tempat yang sama aku juga mau
mengajakmu untuk menonton konser tunggal idolaku. Apakah kau mau?”, jawab Laksmi.
“Tentu saja aku mau. Tapi, siapa nama idolamu?”, tanya Wisnu.
“Idolaku Satria RMG. Mereka adalah grup vokal dangdut dari Jawa Barat.”, jawab
Laksmi.
“Oh begitu? Aku tidak mengapa jika idolamu adalah artis dangdut ternama. Kalau
begitu, aku tunggu kamu di sana ya?”, ujar Wisnu.
“Ya. Aku pasti akan datang.”, sahut Laksmi.
Akhirnya pada tanggal 15 Desember mereka bertemu di GWK untuk menonton konser
tunggal Satria RMG. Sang penyanyi melantunkan lagu yang berjudul Dendang Asmara
dengan goyang jinjitnya. Para penonton menari ria mengikuti gerak-gerik sang penyanyi. Setelah konser berakhir, Wisnu dan Laksmi menyempatkan diri untuk bertemu dengan sang idola.
“Bli Tatang! Bli Oki!”, sapa Laksmi kepada mereka.
“Neng Laksmi? Teman facebook aku? Tumben kamu datang kemari. Kamu datang
bersama siapa?”, tanya Tatang dengan terkejut.
“Aku datang ke sini bersama Bli Wisnu, teman sekolahku. Kebetulan, dia ingin
berkenalan dengan kalian.”, jawab Laksmi.
“Halo Bli Tatang! Halo Bli Oki! Namaku Anak Agung Wayan Wisnu. Kalian cukup
memanggilku Wisnu.”, sapa Wisnu kepada mereka.
“Hai Wisnu! Namaku Tatang Kartiwa dan di sampingku namanya Oki Areja.”, sahut
Tatang sambil menjabat tangannya kepada Wisnu.
“Hai Wisnu! Namaku Oki Areja. Kami senang bertemu denganmu.”, sahut Oki yang
juga menjabat tangannya kepada Wisnu.
“Aku juga senang bertemu dengan kalian. Ini pertama kalinya bagiku untuk berkenalan
dengan kalian. Kalau boleh, aku dan Laksmi mau berfoto selfie dengan kalian. Apakah
kalian mau?”, tanya Wisnu.
“Tentu saja. Kami tidak keberatan jika berfoto selfie dengan kalian.”, jawab Oki.
“Mau sepuluh kali berfoto juga boleh.”, jawab Tatang dengan sikap candanya.
Mereka pun berfoto selfie bersama. Tidak lupa sang idola memberikan sekeping VCD
asli secara gratis kepada mereka dan mereka sangat senang sekali sekaligus berterima
kasih kepada sang idola dari Tanah Pasundan itu. Usai bertemu dengan sang idola,
mereka melanjutkan petualangannya ke Plaza Wisnu. Di sana, mereka berdo’a kepada
Tuhan tentang harapan mereka sambil meminumkan air suci sebanyak segenggam.
“Gek, bolehkah aku mengungkapkan sesuatu kepadamu?”, tanya Wisnu.
“Boleh. Apa yang mau kamu ungkapkan kepadaku?”, jawab Laksmi.
“Apakah kau suka padaku?”, tanya Wisnu.
“Tentu.”, jawab Laksmi.
“Apakah kau mau mencintaiku?”, tanya Wisnu.
“Tentu. Tapi, apakah kamu tidak malu memiliki kekasih sepertiku?”, jawab Laksmi.
“Tentu saja tidak. Justru aku akan menerima kamu apa adanya senatural mungkin.”,
jawab Wisnu.
Usai lulus SMA, mereka melanjutkan kuliah di Universitas Udayana. Bedanya, Laksmi
diterima di program studi Pendidikan Dokter sedangkan Wisnu diterima di program studi
Psikologi. Walaupun mereka berbeda program studi, mereka masih bisa saling bertemu
setiap hari karena berada di fakultas yang sama. Mereka juga selalu saling bertukar
pikiran tentang mata kuliah yang dipelajarinya. Bahkan, mereka tidak pernah melewatkan
malam Minggu yang indah bersama.
Empat tahun kemudian, mereka diwisuda dan diperkerjakan di RSUP Sanglah Denpasar.
Ketika fajar mulai terbenam, Wisnu mengajak Laksmi ke kantin untuk makan malam
berdua. Di situlah Laksmi semakin hari semakin penasaran dengan apa yang akan
diungkapkan oleh Wisnu.
“Gek, kira-kira kamu sudah berencana untuk kuliah lagi?”, tanya Wisnu.
“Belum. Memangnya kenapa?”, jawab Laksmi.
“Aku mau mengungkapkan sesuatu lagi.”, jawab Wisnu.
“Ungkapan apa, bli?”, tanya Laksmi dengan penuh penasaran.
“Maukah kau menikah denganku?”, tanya Wisnu sambil memberikan cincin kepada
Laksmi.
“Benarkah? Oh... Aku sangat bahagia, bli. Aku senang bila aku menikah denganmu.”,
jawab Laksmi sambil menangis bahagia.
Akhirnya kisah cinta mereka berakhir bahagia di pelaminan. Mereka menikah di
Monumen Bajra Sandhi. Mereka resmi menjadi sepasang suami istri usai upacara
pawiwahan dilangsungkan. Sang idola mereka juga turut hadir sebagai tamu undangan.
Kini, kisah cinta mereka telah terukir di langit malam yang indah dan tidak ada yang
memisahkan mereka, kecuali Tuhan.
SELESAI
Magelang, 7 Juli 2015
Komentar
Posting Komentar